Apabila Allah menghendaki
kebaikan bagi hamba-Nya, maka Dia menyegerakan hukuman untuknya didunia, dan
apabila Dia menghendaki keburukan bagi hamba-Nya maka Dia menahan hukuman
dosanya agar kelak dihari kiamat ia menemuinya.
Riwayat Thabrani
melalui Ammar ibnu Yaasir r.a.
Penjelasan:
Bahwa musibah itu adakalanya
untuk membersihkan diri dari dosa. Apabila seorang mukmin tertimpa musibah,
maka hal itu sebagai pertanda bahwa Allah SWT menghendaki kebaikan baginya.
Dalam hadis lain disebutkan bahwa sesungguhnya diantara dosa itu terdapat suatu
dosa yang tidak dapat dihapuskan kecuali hanya dengan musibah yang menimpa
pelakunya. Musinah ini merupakan hukuman yang disegerakan untuknya di dunia
sehingga kelak apabila ia mati, maka dirinya bersih dari dosa dan dimasukkan ke
dalam surga. Dan begitu pula sebaliknya, bilamana Allah menghendaki keburukan
bagi seorang hamba-Nya, maka Dia memberikannya selamat dari siksa-Nya di dunia
ini. Makin lama ia hidup di dunia semakin banyak dosa-dosa yang dikerjakannya
sehingga kelak di akhirat ia akan menerima pembalasannya yang setimpal. Maka
kala itu tidak ada jalan selamat baginya, dan tempat kembalinya adalah neraka Jahannam.
Allah SWT telah berfirman:
Maka janganlah engkau
tergesa-gesa memintakan siksa terhadap mereka karena sesungguhnya Kami hanya
menghitung datangnya (hari siksaan) untuk mereka dengan perhitungan yang teliti.
(Q.S. Maryam: 84)
0 comments:
Post a Comment